Rabu, 01 April 2020

TIGABELAS HARI DENGAN GOOGLE CLASSROOM

GURU DI TIGAPULUH (+) KELAS

Rabu ini 1 April 2020, genap 13 hari peserta didik dirumahkan. Perlakuan merumahkan terpaksa dilaksanakan  guna menghindarkan peserta didik terpapar virus SARS-CoV-2 yang tiba-tiba menjadi pandemi global. Langkah ini juga bagian upaya efektif memutus mata rantai penyebaran COVID-19.  Menurut WHO SARS-CoV-2 atau lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Terpapar dan mengalami sakit karena virus Corona disebut dengan COVID-19. COVID-19 merupakan akronim dari Corona Virus Infected Diseases, sementara indeks 19 menjadi penanda gejala ini tampak pertama kali tahun 2019.  Dari data yang ada hingga hari ini tak sedikit korban terenggut nyawanya akibat mengalami COVID-19 dan lambat mendapat penanganan medis.

Meski peserta didik tidak datang kesekolah namun layanan pembelajaran tetap dilakukan  oleh guru dari jarak jauh. Pilihannya adalah menggunakan jaringan internet dengan berbagai platform pembelajaran dalam jaringan (daring). Setidaknya ada 19 platform pembelajaran daring yang dikenal, baik berbayar maupun gratisan. Salah satunya adalah Google Classroom.

Google Classroom merupakan salah satu fasilitas bawaan Google yang didesain untuk kegiatan pembelajaran maya yang interaktif. Guru dan Peserta didik yang tergabung dalam satu kelas dapat berkomunikasi melalui fitur- fitur tersedia. Untuk Guru sebagai admin kelas diberikan 4 fitur yang terdiri dari Forum, Tugas kelas, Daftar Anggota Kelas, dan Nilai Anggota Kelas. Sementara pada peserta didik  terdapat 3 fitur yaitu, Forum, Tugas kelas dan Anggota Kelas.

Tampilan sederhana menjadi keunggulan lain dari platform kelas maya ini. Dengan mengklik ikon Classroom Guru/ Peserta Didik langsung diarahkan pada tampilan ikon kelas berbentuk segiempat lengkap dengan nama kelasnya. Guru/ Peserta didik dapat menambah kelas atau bergabung dengan kelas yang sudah ada dengan mengentrikan kode kelas.

Semenjak dikenalkan dan ujicoba kegiatan Blended Learning di UPT SMP Negeri 2 Sungai Tarab hingga saat ini telah terbentuk 37 kelas maya dengan platform Google Classroom. Kelas sebanyak itu dikelola oleh 15 orang guru untuk melayani 149 orang peserta didik. Termasuk diantaranya kelompok Bimbingan dan Konseling. 

Guna memantau dan menilai kegiatan kelas maya dapat dilakukan supervisi oleh pimpinan sekolah dan pengawas. Supervisi tehadap kelas maya itu efektif dilakukan setelah guru mata pelajaran menggabungkan pimpinan sekolah dan pengawas dalam kelasnya sebagai guru pendamping.  

Pantauan 13 hari sejak peserta didik belajar dirumah menunjukan bahwa kegiatan kelas maya ini sangat dinamis. Guru terlihat mengirimkan materi pembelajaran dalam beragam format. Ada yang berbentuk video, suara, gambar, teks, kuiz dan daftar pertanyaan. Sementara peserta didik dapat pula mengirimkan tanggapan dalam bentuk video, suara, gambar, dan teks. Guru seketika dapat mengomentari tugas peserta didik dan memberikan penilaian menurut kaidah yang disepakati. Hasil kerja peserta didik berserta penilaiannya terarsip dalam foldernya masing-masing. Demikian juga dengan komentar dan histori intraksi Guru dengan peserta didik selama kegiatan pembelajaran dikelas maya.

Seiring waktu agar tidak membosankan Google Classroom  ini dapat dikompilasi dengan menggunakan aplikasi lain. Sebut misalnya webiner, webex, zoom cloud conference, dan beberapa aplikasi sejenis lainnya.

Jumat, 20 Maret 2020

PEMBELAJARAN VIA WHATSAPP


GURU DI TIGA PULUH KELAS

Temuan South China Morning Post perihal pasien pertama yang terinfeksi Virus COVID-19 diikuti oleh tayangan televisi yang menampilkan sejumlah korban terinfeksi virus itu bertumbangan tiba-tiba membuat jagat raya heboh. Dalam ulasan yang lebih detail digambarkan pula dengan jelas bagaimana virus COVID-19 menular dengan cepat, bertahan dengan hebat, dan mengakibatkan korbannya terbunuh dengan mudah. Penduduk dunia kalut seketika dengan pandemi COVID-19, berbagai upaya dilaksanakan Para Pimpinan Negara agar dampaknya terkendali. Diantaranya penambahan Rumah Sakit, peningkatan fasilitas kesehatan,  pembatasan aktifitas warga, bahkan ada yang melaksanakan program LOCK DOWN total dalam waktu dua pekan penuh.

 
Meski Indonesia memiliki catatan rendah kasus COVID–19 namun trend kasus positif terjangkit COVID-19 dalam dua pekan terakhir melonjak tajam (Okezone; Jumat,20-03-2020 – 12.31). Jumlah penduduk yang besar dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya COVID-19 membuat Pemerintah melakukan sejumlah kebijakan terintegrasi antar Depatemen.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini melaksanakan kebijakan SOCIAL DISTANCES MEASUREMENT dengan membelajarkan peserta didik dirumah. Bentuk praktiknya di Kabupaten Tanah Datar adalah pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan. Hal ini merujuk pada Surat Edaran Kepala Dinas Pedidikan dan Kebudayaan Nomor: 421.1/840/Dikbud-2020 yang berisi delapan point penting kegiatan layanan pembelajaran selama penanganan dampak COVID-19.

Terhitung sejak tanggal 20 Maret 2020 hingga 1 April 2020 interaksi Guru-Siswa hanya melalui jaringan internet. Guru diinstruksikan merancang pembelajaran melalui WA (whatsapp) disekolah dan selanjutnya mempublish konten belajar pada siswa yang terintegrasi dalam grup whatsapp kelas (WAGK) ataupun whatsapp mata pelajaran (WAGMP). Dalam postingan Lastrawati, M. Pd mengutip pendapat Indra Jaya Nauman (WA 20/03/2020:00.14) dijelaskan prosedur mempersiapkan belajar di rumah melalui WA sebagai berikut;  
1.      Pastikan semua siswa dan guru punya WA.
2.      Buat grup sesuai kelas (sebaiknya yang jadi admin wali kelas)
3.   Daftarkan semua siswa dan guru yang mengajar di kelas tsb jadi anggota grup. Bisa ditambahkan Kepsek atau Wakasek, Pengawas Sekolah dan  Guru BK
4.      Guru mendistribusikan tugas (KBM) melalui grup sesuai jadwal pelajaran.
5.      Siswa menyetorkan tugas melalui japri.
6.      Guru menyampaikan resume,  catatan umum melalui grup.
7.      Guru juga bisa memberikan layanan personal melalui japri

Dari pantauan dan wawancara singkat dengan guru mata pelajaran Bahasa Inggris, Elwirda, S. Pd pada hari Jumat 20/03/2020 didapat keterangan; 1) peserta didik merespon materi yang di publish, 2) interaksi anggota whatsapp mata pelajaran (WAGMP) cukup cair, 3) peserta didik menyetorkan tugas dalam bentuk foto, 4) keikutsertaan peseta didik cukup tinggi, 5) historis interaksi guru dengan anggota whatsapp mata pelajaran (WAGMP) sulit dilacak, 6) penilaian tidak terekap dalam aplikasi.

Jawaban yang sama diperoleh hampir dari semua guru yang melaksanakan pembelajaran hari ini. Seluruhnya terdapat tiga puluh sesi, dengan enam kelas. Ah, whatsapp memang luar biasa. Menjadi teman guru di tiga puluh ssesi tanpa letoy…