Jumat, 20 Maret 2020

PEMBELAJARAN VIA WHATSAPP


GURU DI TIGA PULUH KELAS

Temuan South China Morning Post perihal pasien pertama yang terinfeksi Virus COVID-19 diikuti oleh tayangan televisi yang menampilkan sejumlah korban terinfeksi virus itu bertumbangan tiba-tiba membuat jagat raya heboh. Dalam ulasan yang lebih detail digambarkan pula dengan jelas bagaimana virus COVID-19 menular dengan cepat, bertahan dengan hebat, dan mengakibatkan korbannya terbunuh dengan mudah. Penduduk dunia kalut seketika dengan pandemi COVID-19, berbagai upaya dilaksanakan Para Pimpinan Negara agar dampaknya terkendali. Diantaranya penambahan Rumah Sakit, peningkatan fasilitas kesehatan,  pembatasan aktifitas warga, bahkan ada yang melaksanakan program LOCK DOWN total dalam waktu dua pekan penuh.

 
Meski Indonesia memiliki catatan rendah kasus COVID–19 namun trend kasus positif terjangkit COVID-19 dalam dua pekan terakhir melonjak tajam (Okezone; Jumat,20-03-2020 – 12.31). Jumlah penduduk yang besar dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya COVID-19 membuat Pemerintah melakukan sejumlah kebijakan terintegrasi antar Depatemen.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini melaksanakan kebijakan SOCIAL DISTANCES MEASUREMENT dengan membelajarkan peserta didik dirumah. Bentuk praktiknya di Kabupaten Tanah Datar adalah pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan. Hal ini merujuk pada Surat Edaran Kepala Dinas Pedidikan dan Kebudayaan Nomor: 421.1/840/Dikbud-2020 yang berisi delapan point penting kegiatan layanan pembelajaran selama penanganan dampak COVID-19.

Terhitung sejak tanggal 20 Maret 2020 hingga 1 April 2020 interaksi Guru-Siswa hanya melalui jaringan internet. Guru diinstruksikan merancang pembelajaran melalui WA (whatsapp) disekolah dan selanjutnya mempublish konten belajar pada siswa yang terintegrasi dalam grup whatsapp kelas (WAGK) ataupun whatsapp mata pelajaran (WAGMP). Dalam postingan Lastrawati, M. Pd mengutip pendapat Indra Jaya Nauman (WA 20/03/2020:00.14) dijelaskan prosedur mempersiapkan belajar di rumah melalui WA sebagai berikut;  
1.      Pastikan semua siswa dan guru punya WA.
2.      Buat grup sesuai kelas (sebaiknya yang jadi admin wali kelas)
3.   Daftarkan semua siswa dan guru yang mengajar di kelas tsb jadi anggota grup. Bisa ditambahkan Kepsek atau Wakasek, Pengawas Sekolah dan  Guru BK
4.      Guru mendistribusikan tugas (KBM) melalui grup sesuai jadwal pelajaran.
5.      Siswa menyetorkan tugas melalui japri.
6.      Guru menyampaikan resume,  catatan umum melalui grup.
7.      Guru juga bisa memberikan layanan personal melalui japri

Dari pantauan dan wawancara singkat dengan guru mata pelajaran Bahasa Inggris, Elwirda, S. Pd pada hari Jumat 20/03/2020 didapat keterangan; 1) peserta didik merespon materi yang di publish, 2) interaksi anggota whatsapp mata pelajaran (WAGMP) cukup cair, 3) peserta didik menyetorkan tugas dalam bentuk foto, 4) keikutsertaan peseta didik cukup tinggi, 5) historis interaksi guru dengan anggota whatsapp mata pelajaran (WAGMP) sulit dilacak, 6) penilaian tidak terekap dalam aplikasi.

Jawaban yang sama diperoleh hampir dari semua guru yang melaksanakan pembelajaran hari ini. Seluruhnya terdapat tiga puluh sesi, dengan enam kelas. Ah, whatsapp memang luar biasa. Menjadi teman guru di tiga puluh ssesi tanpa letoy…