Tak dapat
dipungkiri bahwa Pandemi COVID-19 yang melanda diakhir tahun 2019 hingga kini membawa
pengaruh besar terhadap layanan pembelajaran disekolah-sekolah bahkan dikampus-kampus
sekalipun. Pembatasan ruang gerak orang-perorang jadi penyebab utama kehadiran para
pelajar kesekolah menjadi amat terbatas. Bahkan disepanjang tahun pelajaran
2020/2021 hampir sepanjang tahun kegiatan pembelajaran dilakukan dirumah.
Minimnya
penguasaan teknologi informatika dan keterbatasan sarana menjadi sebab belum berhasilnya
skenario pembelajaran alternatif yang diberikan pemerintah agar pembelajaran
tetap berlangsung. Beragam aplikasi metoda
daring dan penyediaan kuota internet gratis untuk guru dan peserta didik
menjadi tidak efektif dan terkesan mubazir.
Alih-alih
mendorong penguasaan teknologi informatika dan mencukupkan sarana prasana,
pemerintah justru mengambil langkah penyederhaan kurikulum dengan menerbitkan Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Kurikulum
Dalam Kondisi Khusus.
Beberapa
kajian menyebutkan bahwa kurikulum yang lebih sederhana dapat mendorong hasil
belajar yang lebih baik terutama ketika pembelajaran mengalami keterbatasan.
Penyederhanaan kurikulum difokuskan
pada pembelajaran kompetensi esensial, yaitu literasi dan numerasi. Hasil studi
selama masa pandemi menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan Kurikulum Kondisi
Khusus (kurikulum darurat) memiliki capaian literasi dan numerasi yang lebih
baik dibandingkan siswa di sekolah yang masih menerapkan Kurikulum 2013 secara
penuh, di mana selisih capaian antara kedua kelompok tersebut setara dengan 4
bulan belajar. Dampak penggunaan kurikulum darurat ini terbukti mengurangi
risiko learning loss bagi siswa, terutama mereka yang berasal dari kelompok rentan
(keluarga di daerah tertinggal, orang tua berpendidikan rendah, dan memiliki
keterbatasan buku teks).
Sejak masa itu, beberapa sebutan kurikulum silih berganti
memenuhi ruang debat dan bahasan akademik dikampus-kampus. Mulai kurikulum Paradigma Baru, Kurikulum Prototipe, dan
terakhir Kurikulum Merdeka. Untuk sebutan terakhir, Kurikulum Merdeka; merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di
mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Guna menguji keberhasilan
Kurikulum Merdeka mengatasi masalah loss
learning, Pemerintah melakukan ujicoba dua sisi melalui pendekatan
institusional (sekolah) dengan program Sekolah Penggerak dan pendekatan
personal (perorangan) dengan program Guru Penggerak. Dan ternyata upaya itu berhasil
setelah uji coba terhadap 2500 sekolah dan 7800 orang guru penggerak.
Maka sejak itu Menteri Pendidikan,
Nadiem Makarim dengan lempang menggulirkan Paket Merdeka Episode ke-15 yang
disebut dengan Kurikulum Merdeka Mengajar.
Dalam rentang waktu 2022 hingga tahun 2024 sekolah-sekolah mulai PAUD
hingga SMA/ SMK dapat menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri.
Ada tiga macam pilihan bagi sekolah dalam mengimplementasian
kurikulum merdeka sesuai dengan kemampuan sumber daya disekolah. Sekolah dapat
memilih jalur Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, Atau Mandiri Berbagi. Tahun 2024 menjadi
penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi terhadap kurikulum
pada masa pemulihan pembelajaran. Evaluasi ini menjadi acuan Kemendikburistek dalam mengambil kebijakan lanjutan pasca
pemulihan pembelajaran.
Penjelasan
operasional pelaksanaan Kurikulum Merdeka diatur dengan Keputusan Badan Standar
Kurikulum dan Asesmen Nasional (BSKAP) melalui Keputusan Kepala BSKAP No. 033/H/KR/2022 dan Berdasarkan
Keputusan Kepala BSKAP No. 009/H/KR/2022.
Dengan menerapkan
pembelajaran ini peserta didik secara eksplisit akan melaksanakan pembelajaran
intrakurikuler dan kokurikuler sekaligus. Pembelajaran intrakurukuler ditujukan
untuk mengisi ranah kognitif dengan materi terpilih dan pembelajaran kokurikuler
secara khusus ditujukan untuk Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui
pilihan tema yang sudah ditetapkan. Sekolah berkewajiban memilih Tema
yang sesuai dengan kondisi peserta didik saat itu dan menjadikannya sebagai Projek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar