“Masuk Pak Eko”
SEPENGGAL KISAH BISNIS FINGER PRINT, GEISA DAN DHGTK
Guru
berstatus Pegawai Negeri Sipil merupakan bagian dari Aparatur Negeri Sipil dan
memangku jabatan dengan sebutan umum tenaga fungsional tertentu. Dalam
pelaksanaan tugasnya guru diatur dengan sejumlah ketentuan yang berhubungan
dengan beban kerja, waktu kerja, materi, etika, dan kesejahteraannya.
Guna
meningkatkan kesejahteraan guru, pemerintah memberikan penghargaan terhadap
guru dengan memberikan tunjangan profesi. Regulasi yang mengatur tunjangan profesi
itu bersumber dari dari Undang-undang nomor 14/ 2005 yang diteruskan dengan
Peraturan Pemerintah nomor 74/ 2008 dan disempurnakan dengan Peraturan
Pemerintah no 19/ 2019. Teknis penyaluran tunjangan profesi diatur dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 33/ 2018 yang menggantikan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 10/ 2018. Selain itu terdapat pula
Peraturan Menteri Pendidikan nomor 15/ 2018 tentang pemenuhan beban kerja guru
Pemenuhan
atas pokok-pokok peraturan tersebut diatas bermuara pada dua tahap untuk
mendapatkan tunjangan profesi. Tahap pertama berupa kepastian guru tertentu dikuotakan
untuk mendapat tunjangan profesi. Syarat untuk dikuotakan ini bersangkut paut
dengan pemenuhan beban kerja guru disekolah. Aktualitanya adalah tercantumnya nama guru tersebut dalam SKTP.
Tahap kedua adalah penyaluran tunjangan profesi guru dari kas negara ke nomor
rekening guru. Diantara syarat yang harus dipenuhi adalah kehadiran guru dan jumlah
waktu kerja dalam sepekan.
Untuk
menghitung jumlah kehadiran guru dan waktu kerja perpekan itu Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan membuat aplikasi Hadir Guru dan Tenaga
Kependidikan atau disebut juga DHGTK Online. Aplikasi DHGTK Online yang di lounching
sejak pertengahan Juli 2017 saat ini dapat ditemui dalam versi keduanya (V.2). Terdapat
perbedaan tampilan antara DHGTK V.1 dengan DHGTK V.2 untuk menyatakan kehadiran
GTK, namun dalam pengerjaannya masih tetap dilakukan dengan manual.
Pada
pertengahan Maret 2018 diperoleh informasi melalui jejaring sosial bahwa ada
aplikasi lain yang dapat meringankan tugas operator sekolah dalam pengerjaan
DHGTK yang serba manual menjadi otomatis. Aplikasi yang diberi nama GEISA itu dikatakan
dapat menggeser kursor kehadiran guru dari posisi belum datang menjadi hadir. Dalam
pengopersiannya Aplikasi GEISA terintegrasi pada mesin sidik jari dengan
spesifikasi tertentu.
Melalui
penjelajahan dibanyak laman website diperoleh keterangan yang hampir sama yang
menyatakan benar Aplikasi GEISA yang bundling dengan mesin sidik jari itu dapat
menggantikan tugas operator untuk menggeser ikon kehadiran guru pada Aplikasi
DHGTK. Bahkan terdapat kelebihan lain dari Aplikasi GEISA ini yaitu mampu
menghitung waktu terlambat, waktu cepat pulang, waktu kerja dalam sepekan setiap
guru dan membuatkan rekapitulasinya sesuai kebutuhan.
Tertarik
dengan keistimewaan Aplikasi GEISA + Mesin Sidik Jari itu, mendorong saya menghubungi
Pak Eko (nama samaran). Pak Eko adalah seorang agen
yang direkomendasikan oleh seorang teman, sebut saja namanya Nakjawi Pak’E
(nama samaran). Melalui telepon antara saya dengan Pak Eko
terjadi dialog sebagai berikut;
Saya
|
:
|
Selamat malam Pak Eko
|
Pak Eko
|
:
|
Selamat malam juga, dengan siapa?, ada apa ?
|
Saya
|
:
|
Saya Defison pak, izin bertanya tentang mesin finger print. Boleh pak
?
|
Pak Eko
|
:
|
Oh, boleh silahkan..Dari mana ? Dari siapa dapat nomor telepon saya ?
|
Saya
|
:
|
Saya di B*t*s*ngk*r pak. Saya minta nomor Bapak dari Nakjawi Pak’E
|
Pak Eko
|
:
|
Begini ya,…
Mesin Finger Print yang ada pada saya itu ada dua macam. Ada yang asli
dan ada yang abal-abal. Mesin yang asli itu ada 3 tipe pula. Tipe pertama
dapat merekam sidik jari, kartu dan gambar wajah, harganya Rp. 4.000.000,-. Tipe
kedua dapat merekem sidik jari, nomor ID, dan password harganya Rp. 3.300.000,-.
Sementara tipe ketiga hanya merekam sidik jari saja harganya Rp. 2.100.00,-. Setiap
pembelian Finger print yang asli include Aplikasi GEISA dan pelatihan bagi
operator.
|
Saya
|
:
|
Apakah sulit penggunaannya Pak Eko ?
|
Pak Eko
|
:
|
O…. tidak. Gampang sekali. Tinggal instal aplikasi dan rekam data
guru. Nanti kami yang mengerjakannya ditahap awal
|
Saya
|
:
|
Apa yang harus di instal Pak ?
|
Pak Eko
|
:
|
Aplikasi GEISA nya.
|
Saya
|
:
|
Maksudnya GEISA itu apa Pak Eko
|
Pak Eko
|
:
|
Aplikasi GEISA itu adalah aplikasi yang manampung data kehadiran guru
kemudian mengolahnya. Hasil olahan itu dikiirmkan ke Kementerian
|
Saya
|
:
|
Apakah aplikasi GEISA itu seperti yang ada di internet itu pak ?
|
Pak Eko
|
:
|
O, tidak…ini yang versi fullnya. Langsung dari kementerian. Aplikasi
ini nanti akan meregistrasi serial finger print sehingga didapatkan token
untuk aktivasi aplikasinya
|
Saya
|
:
|
Registrasinya gratis pak ?
|
Pak Eko
|
:
|
O, tidak… Bayar Rp. 500.000,- setahun
|
Saya
|
:
|
(Glek, mulai gak fokus…)
|
Pak Eko
|
:
|
Selain itu ada biaya tambahan lainnya untuk pengolahan data kehadiran
guru. Kira-kira Rp. 6.100,- perorang setiap tiga bulan sekali.
|
Saya
|
:
|
(Glek, mulai mual…)
|
Pak Eko
|
:
|
bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla….
bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla….
bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla…. bla….
|
Saya
|
:
|
Stop…sstop…..sseetoooop (Glek, muntah…)
|
Tak
jelas apa bagian terakhir dari penjelasan Pak Eko karena keburu
muntah. Padahal saya masih sangat ingin
mendengarkan penjelasan beliau tentang produk yang ditawarkan. Sudah saya atur ucapan salam terakhir buat
beliau sedemikian rupa sambil teriakan “Masuk Pak Eko” sebagai
tanda setuju lalu melanjutkannya dengan transaksi. Maaf ya Pak, belum sempat
transaksi kitanya. Sebagai ganti terima saja yel dari saya tiga kali; “Masuk
Pak Eko,… “Masuk Pak Eko,… “Masuk Pak
Eko”